Di mulai bulan Juni 1980, pada setiap hari Rabu malam beberapa keluarga mengadakan kebaktian secara bergiliran dari rumah ke rumah. Mereka adalah keluarga-keluarga Kristen yang tinggal disekitar wilayah Lubang Buaya, komplek Dirgantara (Halim Perdanakusuma) dan Pondokgede. Karena persekutuan yang semakin akrab diantara mereka, maka pada bulan Agustus 1980, perwakilan dari keluarga Kristen tersebut menemui Majelis Jemaat Gereja Kristen Indonesia Jawa Barat, Jalan Cawang Baru Tengah No.28-30, Jakarta Timur. Mereka berembuk untuk diadakan Pos Pekabaran Injil (PI) di kawasan Pondokgede, dibawah koordinasi GKI Jabar Cawang Baru Tengah. Gayung bersambut, sebab Majelis Jemaat GKI Jabar Cawang Baru Tengah sedang mencari dan menjajaki untuk membuka Pos PI di kawasan Pondokgede.

Dulu lebih dikenal dengan Pos PI (Pekabaran Injil) dan berubah menjadi Pos Kebaktian, Pelayanan dan Kesaksian atau Pos KPK. Sesuai Tager GKI Tahun 2003 vide Talak pasal 2 tentang Pos Jemaat, meliputi Pos PKP (Persekutuan, Kesaksian dan Pelayanan). Pada tanggal, 7 September 1980, diresmikan Pos KPK Pondokgede, dibawah koordinasi dan asuhan Jemaat GKI Jabar Cawang Baru Tengah. Dilanjutkan pada hari Minggu, 16 Oktober 1980 dalam Kebaktian Umum II (pkl 08.30) di GKI Jabar Cawang Baru Tengah, diresmikan pengurus Pos KPK Pondokgede. Pelaksanaan ibadah, kegiatan sekolah minggu serta kegiatan lainnya masih menggunakan rumah anggota jemaat, antara lain : Kel Wattimena, Jl Tampomas 9, Pondokmolek, Kel. Arthur Pieterz, Jl Wayabula, Pondokmolek dan Kel. Njoto Subandrio, Jl Raya Mabes Hankam ABRI 69, Pondokgede. Melalui mereka, Tuhan berproses berdirinya GKI Jl Raya Hankam 45.

Rangka Bangunan GKI Raya Hankam

Laju pertumbuhan jemaat di kawasan ini semakin tinggi sehubungan banyak pemukiman baru yang dibangun disekitar Pondokgede. Pada bulan Juli 1981, dalam Persidangan Majelis Klasis Jakarta Timur ke-12, salah satu keputusannya yaitu peningkatan status Pos KPK Pondokgede menjadi Bakal Jemaat atau Bajem GKI Jabar Pondokgede. Selanjutnya dalam rangka peningkatan pelayanan, BP Majelis Klasis Jakarta Timur mengangkat Pdt Suradji, sebagai pendeta konsulen untuk melayani Bajem GKI Jabar Pondokgede. Pergumulan jemaat Bajem GKI Jabar Pondokgede beserta pengurusnya adalah memiliki tempat ibadah sendiri. Berarti punya lahan/tanah, punya uang, punya ijin dan punya pendeta sendiri serta yang terutama adalah campur tangan Tuhan. Apakah semua itu merupakan mimpi? Tidak, sebab semua berproses.

Sejarah mencatat bahwa dengan dukungan Pengurus, Jemaat dan Jemaat Pengasuh, pada bulan Nopember 1983, Bajem GKI Jabar Pondokgede membeli sebidang tanah/lahan milik keluarga Z.Tanagan seluas 580 m2 secara angsuran. Lokasi tanah tersebut terletak di depan Vihara Tri Dharma, Jl Raya Mabes Hankam ABRI 69, Jatirahayu, Pondokgede. Sehubungan dengan luas lahan yang dimiliki dengan rencana pembangunan gedung gereja dihadapkan dengan GSB (Garis Sempadan Bangunan) adalah 20 m2, berarti lahan yang ada tidak cukup untuk gedung yang akan dibangun. Sekali lagi tanah milik keluarga Z.Tanagan seluas 400 m2 dibeli oleh gereja.

Di lokasi tersebut saat ini berdiri gedung gereja GKI Jl Raya Hankam-45 Jatirahayu, Pondokmelati. Betapa besarnya kemurahan Tuhan, setelah 23 tahun berlalu, pada tanggal 25 April 2006, GKI Raya Hankam kembali membeli tanah di sebelah utara gedung gereja, (milik keluarga Z.Tanagan juga) seluas 1.170 m2. Jika ditotal tanah milik GKI Raya Hankam seluas 2.150 m2. Jemaat GKI Jl Raya Hankam 45 (Jemaat GKI Jabar Pondok Gede) Pada hari Jumat, 9 Nopember 1984, dilaksanakan kebaktian pendewasaan Bajem GKI Jabar Pondok Gede menjadi jemaat GKI Jabar Pondok Gede, dan merupakan hari lahir GKI Raya Hankam. Kebaktian pendewasaan dilayankan oleh Pdt. Jimmy Mc.Setiawan dan dalam kebaktian diteguhkan juga para Tua-Tua sebagai Majelis Jemaat pertama, sebanyak 11 orang. Hal yang perlu dicatat, bahwa jemaat ini adalah jemaat GKI Jabar pertama yang berada di Wilayah Kabupaten Bekasi dan jemaat GKI Jabar ke-53 dalam lingkungan Sinode GKI Jabar. Jumlah anggota jemaat yang tercatat sebanyak 194 orang. Tantangan bagi jemaat GKI Jabar Pondok Gede adalah berproses menuju masa depan untuk menjadi jemaat yang mandiri. Sejak didewasakan pada tanggal 9 Nopember 1984, GKI Jabar Pondok Gede atau GKI Raya Hankam menghadapi banyak permasalahan. Permasalahan internal yaitu antar anggota jemaat dengan Majelis Jemaat, maupun secara eksternal (dengan lingkungan masyarakat sekitar dan perijinan/pemerintah setempat). Namun kuasa Tuhan sebagai alat pendamai dan alat pembuka ikatan kebuntuan, dan itupun suatu proses. Rentang waktu 33 tahun GKI Raya Hankam dibagi menjadi beberapa periode. Masing-masing periode memiliki ciri khas dalam pembangunan gereja dalam lingkup pembangunan jemaat. Dimulai dari pemberdayaan potensi seluruh anggota jemaat sampai kepada hal-hal yang bersifat konstruktif.

Gedung Gereja GKI Raya Hankam Tahun 1995

Diawal jemaat GKI Jl Raya Hankam 45 (Jemaat GKI Jabar Pondok Gede) berdiri, banyak hal baru yang dibentuk, ada personil yang diangkat dan diteguhkan untuk memulai suatu pekerjaan besar. Majelis Jemaat baru menyiapkan program kerja, juga Badan Pembantu Majelis Jemaat yaitu komisi-komisi yang baru diangkat. Panitia Pembangunan Gedung Gereja yang baru dibentuk, perlu menyiapkan rencana kegiatan terhadap lahan yang telah dimiliki. Setiap minggu ada atestasi masuk, ada anggota Jemaat baru dengan latar belakang yang beragam, sehingga bertambah wawasan baru. Dari catatan terdapat beberapa kegiatan yang terekam antara lain : Pdt Suradji masih sebagai pendeta konsulen, bersama-sama dengan 11 orang Tua-Tua (Penatua), Badan Pembantu Majelis Jemaat yaitu Komisi Anak, Komisi Remaja, Komisi Pemuda, Komisi Wanita serta Panitia Pembangunan Gedung Gereja, bekerja dan selalu berdoa. Pada bulan Januari 1985, Panitia Pembangunan Gedung Gereja memulai pekerjaannya dengan membangun sebuah bangunan semi permanen, terdiri dari 3 ruangan untuk Sekolah Minggu, dan sebuah bangunan sementara sebagai tempat kebaktian. Bangunan tersebut selesai dan diserahkan kepada Majelis Jemaat pada tanggal, 18 Nopember 1985. Selanjutnya untuk mendirikan bangunan yang permanen Majelis Jemaat mengajukan Surat Permohonan Ijin Prinsip Mendirikan Tempat Ibadah kepada Bupati Kepala Daerah Tkt II Bekasi, pada bulan Desember 1986. Barulah pada tanggal 10 Juni 1987, Bupati Kepala Daerah Tkt II Bekasi menerbitkan rekomendasi pendirian gedung gereja, namun belum boleh dilaksanakan pembangunan. Dan pada tanggal 13 Oktober 1987, Kadis PU Kabupaten Bekasi menerbitkan Surat Ijin Mendirikan Bangunan untuk gedung GKI Jabar Pondokgede. Pada bulan Pebruari 1985, BP Majelis Sinode GKI Jabar menempatkan Sdr Jefta Ch Widyatmaja S.Th untuk menjalani Masa Perkenalan selama 6 bulan, selanjutnya diteguhkan sebagai Tua-Tua Khusus pada tanggal, 8 Desember 1985. Pada tanggal, 9 Nopember 1986, jabatan pendeta konsulen yang diemban oleh Pdt. Suradji berakhir, diganti dengan Pdt. Johannes Loing sebagai pendeta konsulen yang kedua, karena jemaat ini belum mempunyai pendeta sendiri. Pendeta Jefta Ch Widyatmaja S.Th merupakan pendeta pertama jemaat GKI Jabar Pondokgede, ditahbisan pada tanggal, 14 September 1987. Sehubungan dengan itu tugas Pdt. Johannes Loing sebagai pendeta konsulen berakhir.

Pergantian, mutasi atau selesai penugasan bagi setiap orang merupakan bagian dari siklus pekerjaan. Demikian juga dengan pejabat gerejawi. Setelah melayani di GKI Raya Hankam selama kurang lebih 14 tahun, pada tanggal, 1 Mei 1999, Pdt Jefta Ch Widyatmaja S.Th dimutasikan ke Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) sebagai pendeta kampus. Selamat bertugas di ladang yang baru. Lima bulan kemudian pada tanggal, 4 Oktober 1999 Pdt Elly L.T.Budi S.Th diteguhkan menjadi pendeta ketiga GKI Raya Hankam. Kini pendeta GKI Raya Hankam masih tetap 2 pendeta. Pertumbuhan jemaat dan perkembangan jemaat GKI Raya Hankam tidak lepas dari kasih dan campur tangan Tuhan, antara lain pada tahun 2001 dimulai pembangunan gedung Sekolah Minggu. Selanjutnya untuk kepentingan jemaat dan warga Pondokgede dan sekitarnya dipersiapkan pembangunan Poliklinik. Pada tanggal, 13 Juli 2001 dalam Persidangan Majelis Klasis Jakarta Selatan ke-6, salah satu keputusannya tentang peningkatan status Pos KPK Kranggan menjadi Bajem GKI Kranggan. Apapun yang dilakukan oleh saudara-saudara, itulah kehendaKu. Pada tanggal, 20 Oktober 2003 Pdt Agustinus Wedar Sabdadi S.Th diteguhkan menjadi pendeta keempat GKI Raya Hankam. Kini pendeta GKI Raya Hankam bertambah 1 orang, menjadi 3 pendeta.

Kiat membangun ada disetiap hati dan pikiran anggota jemaat dan Majelis Jemaat GKI Raya Hankam saat itu. Kegiatan pembangunan gedung gereja yang telah dimulai sejak bulan April 1988, dilakukan secara bertahap, dan berakhir pada bulan April 1991. Arsitek gedung GKI Raya Hankam adalah seorang kenalan Pdt Jefta Ch Widyatmaja S.Th, bernama Ir Yakobus. Peristiwa bersejarah bagi gereja ini yaitu pada tanggal, 9 Nopember 1992 gedung GKI Jl Raya Hankam 45, diresmikan untuk digunakan sebagai tempat beribadah. Hal menarik dari gedung gereja GKI Raya Hankam adalah hiasan kaca diatas ruang kebaktian bergambar burung pipit dan bunga bakung. Memiliki arti iman bagi jemaat dan Majelis Jemaat GKI Raya Hankam. Ada orang yang menyebut gereja GKI Raya Hankam adalah gereja bunga bakung dan burung pipit. Lalu mengapa demikian? Sebab burung pipit dan bunga bakung selalu dipelihara Tuhan, apalagi kita sebagai anak-anakNya.

Sampai dengan akhir tahun 1993, jumlah anggota jemaat GKI Raya Hankam tercatat berjumlah 1001 orang, terdiri dari, Dewasa : Laki-laki = 295 orang; Perempuan = 332 orang; Anak-anak : Laki-laki = 193 orang; Perempuan = 181 orang. Berarti dalam kurun waktu 10 tahun, anggota Jemaat GKI Raya Hankam telah bertambah kurang-lebih 800 orang. Bertambahnya anggota jemaat berarti bertambah pula tanggung jawab pelayanan. Salah satu keputusan Persidangan Majelis Jemaat (PMJ) GKI Raya Hankam bulan Desember 1995, adalah membuka Pos PKP di daerah Kranggan. Dan diresmikan pada tanggal 28 Januari 1996. Diharapkan dengan bertambahnya perumahan baru disekitar Kranggan Permai yaitu, Cibubur, perumahan sepanjang jalan Alternatif Cibubur sampai dengan wilayah Cileungsi dapat menampung anggota jemaat baru. Pada tanggal, 27 Juli 1998 Sdr Ciptomartalu Sapangi S.Th diteguhkan menjadi pendeta kedua GKI Raya Hankam, (dimulai dengan masa perkenalan, diteguhkan menjadi TTK).

Sebagai pelayan untuk melayani kebun anggur Tuhan yang semakin luas dan komplek. Kini pendeta GKI Raya Hankam menjadi 2 pendeta. Pemilik kehidupan adalah Dia yang mengutus kita dan menghendaki agar senantiasa bersyukur dalam segala hal. Pada tanggal, 10 Juli 2005 Pdt Ciptomartalu Sapangi S.Th dimutasikan ke GKI Pasir Kaliki, Klasis Bandung. Sepuluh tahun lebih, pdt Cipto ikut membangun kebun anggur Tuhan di lingkup GKI Raya Hankam. Selamat bertugas di ladang yang baru. Kini pendeta GKI Raya Hankam berkurang 1 orang, menjadi 2 pendeta. Pada tanggal, 23 Juli 2005 dalam Persidangan Majelis Klasis Jakarta Selatan ke-8, salah satu keputusannya yaitu peningkatan status Bajem GKI Kranggan menjadi GKI Kranggan. Setelah itu dilaksanakan Pelembagaan Bajem GKI Kranggan menjadi GKI Kranggan pada tanggal, 28 Nopember 2005. Sebagai pendeta konsulen, BPMK Jakarta Selatan meminta kesedian Pdt Elly L.T.Budi S.Th, sebab selama ini tak terhitung berkat Tuhan bagi kita, terutama bagi GKI Raya Hankam. Sejak Pdt Ciptomartalu Sapangi S.Th pindah ke GKI Pasir Kaliki, Bandung dan Pdt Elly L.T.Budi S.Th menjadi pendeta konsulen di GKI Kranggan. Kini tugas Pdt Agustinus Wedar Sabdadi S.Th cukup berat, jika dihadapkan dengan jumlah anggota jemaat yang besar, wilayah yang cukup luas, berpengaruh pula terhadap kegiatan pelayanan. Untuk itu salah satu Keputusan PMJ tanggal, 20 Agustus 2005, adalah dibentuk Panitia Pencari Pengerja Ketiga. Sehubungan pelembagaan GKI Kranggan tanggal, 25 Nopember 2005, kegiatan Panitia baru dilaksanakan pada awal Januari 2006. Upaya untuk mendapatkan seorang calon pengerja, cukup lama dan berliku. Pada tanggal, 8 Mei 2007 Sdr Jefrie Tien Yun S Si Teol menjalani Masa Perkenalan, selanjutnya pada tanggal 20 Januari 2008 diteguhkan menjadi Penatua Majelis GKI Raya Hankam. Selama satu tahun sejak menjadi Penatua ybs menjalani Masa Orientasi. Sesuai keputusan Persidangan Majelis Klasis Jakarta Selatan ke 17, tanggal 17 Mei 2009 menyatakan, Pnt.Jefrie Tien Yun S Si Teol lulus menjadi Pendeta dengan basis pelayanan di GKI Raya Hankam. Saat ini jumlah anggota jemaat GKI Raya Hankam (Data bulan Oktober 2009) tercatat = 1865 orang, terdiri dari Dewasa : Laki-laki = 716 orang; Perempuan = 757 orang; Anak-anak : Laki-laki = 185 orang; Perempuan = 207 orang. Dalam kurun waktu 15 tahun, sejak tahun 1994, terjadi pertambahan yang cukup siginifikan. Saat GKI Kranggan dilembaga-kan pada bulan Nopember 2005 anggota jemaat yang dimutasikan berjumlah = 286 orang dari total anggota jemaat = 1783 orang.

Kegiatan kebaktian dilaksanakan pada setiap hari Minggu, di GKI Jl Raya Hankam 45, yaitu Kebaktian Umum I pkl 06.30, Kebaktian Umum II pkl 09.00, Kebaktian Remaja pkl 11.00, Kebaktian Umum Pemuda pkl 18.00. Kegiatan Sekolah Minggu pkl 09.00, bertempat di gedung Sekolah Minggu dalam lokasi yang sama. Kegiatan pelayanan untuk anggota Jemaat dibagi dalam 8 wilayah pembinaan. Setiap bulan diadakan 2 kali Persekutan secara serentak di masing-masing wilayah pembinaan, yaitu pada hari Rabu minggu kedua, dilakukan Pendalaman Alkitab (PA) dan pada hari Rabu minggu keempat, diadakan Persekutuan Jemaat Serentak (PJS). Ibadah dipimpin oleh pendeta dan penatua/aktifis. Di lokasi GKI Jl Raya Hankam 45, terdapat pula Poliklinik Umum dan Gigi untuk melayani umum dan anggota jemaat, dibuka pada setiap hari Sabtu pkl 08.00 – 15.00. Kegiatan lain yang berhubungan dengan Oikmas seperti Pasar Murah (menjelang Idulfitri), Anak Asuh, Diakonia Intern tingkat jemaat maupun bakti sosial dilingkup yang lebih luas, dilakukan berdasarkan program kerja tahunan. Anggota jemaat GKI Raya Hankam, dikumpulkan Tuhan dari berbagai latar belakang budaya/etnis. Oleh sebab itu kita patut bersyukur tentang keanekaragaman ini sebagai kekayaan jemaat. Semua menjadi satu karena kasih Kristus, dan jemaat GKI Raya Hankam bagai Taman Mini Indonesia Indah.

Hari Senin, 30 Nopember 2009, Pnt Jefrie Tien Yun S. Si Teol ditahbisan menjadi pendeta kelima GKI Raya Hankam.Sehingga pendeta GKI Raya Hankam bertambah 1 orang, menjadi 3 pengerja, dengan 1865 anggota jemaat dan 300-an simpatisan senantiasa berdoa, semoga Tuhan menolong kita! Pada 5 (lima) tahun terakhir dari tahun 2017 pendeta Jefrie Tien Yun dan Pdt. Agus Wedar Sabdadi meninggalkan GKI Raya Hankam sehingga pendeta di GKI Raya Hankam menjadi tinggal 1 orang yaitu Pdt. Elly L.T Budi Pada hari Minggu, 23 Maret 2014 Peneguhan Pnt. Martgaretha Santyaninta menjadi penatua di GKI Raya Hankam. Hari Senin, 17 Oktober 2016 Pentahbisan Pdt. Martgaretha Santyaninta S.Si Teol dan peneguhan Pdt. Bagus Waluyo Djati S.Th sebagai pendeta dengan basis pelayanan GKI Raya Hankam, Sehingga mulai tanggal 17 Oktober 2016 GKI Raya Hankam kembali mempunyai 3 pendeta. Ke depan, GKI Raya Hankam masih membutuhkan 2 orang pendeta lagi sehubungan dengan rencana emeritasi Pdt. Elly L.T. Budi.

Tetap berpola hidup sehat, hidup bersih, rajin mencuci tangan dengan sabun, jaga kesehatan, perhatikan dan terapkan protokol kesehatan. Kita cegah COVID-19, Tuhan Yesus memberkati.